Ifriandi - Penyebab Pacaran Itu Di Larang

Home » » Ifriandi - Penyebab Pacaran Itu Di Larang
Mengapa Pacaran Dilarang ?


AksFullShare-Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluan; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah maha tahu apa yang mereka perbuat . (Qs. Annur, 31)
Kemudian Allah melanjutkan pada ayat berikutnya
“ Katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah menampakankan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.”….(Qs. Annur, 32)
Ketika pacaran dijadikan mode yang seolah-olah telah dilegalkan oleh masyarakat melalui kebiasaan yang tampak sebagai pembenaran maka disanalah benih-benih penyesatan pemahaman dan pemikiran dimulai. Dimana sesuatu yang dilarang dianggap sah dengan memakai jargon yang begitu hebat yaitu “cinta” mungkin kita akan menjadi munafik bila menyatakan kita tidak memiliki rasa cinta dimana cinta itu adalah anugrah Ilahi yang begitu unik dimana kehadirannya tidak bisa terlihat oleh kasat mata tapi dia ada, ia seperti angin dapat kita rasakan tiupannya tapi tidak bisa kita lihat zatnya. Pertanyaannya adalah apakah pacaran itu merupakan Exspresi dari rasa cinta? Jika benar, benarkah exsperesi yang seperti itu menurut syariat?
Ternyata teori Reseptie yang pernah dijalankan oleh Snouch Horgranye seorang Belanda pada masa sebelum Indonesia merdeka menuai hasilnya yang begitu gemilang dimana dalam merealisasikan teori itu Snouch menanamkan dan mendidik masyarakat pribumi dengan etika barat. Itu bisa kita lihat sekarang dimana umat islam yang secara mayoritas menganut paham pacaran paham yang tidak pernah diajarkan dalam islam tapi paham ini berasal dari negeri kafir tapi seolah sudah menjadi hal yang telah mendapatkan legalitas.
Banyak yang berpikir dan beranggapan bahwa kebahagiaan rasa cinta akan dapat dirasakan melalui pacaran. Kebahagiaan akan diraih melalui pacaran itu. Tapi, tunggu dulu, jika kawan-kawan berpikiran sama seperti yang saya katakan diatas, saya ingin mengajak kawan-kawan merenung bahwa kebahagiaan itu hanyalah milik Allah dan tentunya Allah berhak kepada siapa kebahagiaan itu akan diberikannya. Jadi, logikanya mungkinkah Allah akan memberikan kebahagiaan kepada orang yang melanggar apa yang ia larang? mungkinkah? mungkinkah? Rasanya tidak mungkin.
Tapi jika ada yang menyatakan saya bahagia dengan pacaran, saya ingin katakan bahwa kebahagiaan yang anda dapatkan hanyalah kebahagiaan semu dan berujung pada kerusakan. Bukan tanpa alasan dimana fenomena kehamilan yang terjadi diluar nikah disebabkan oleh dari pasangan yang berpacaran. Berujung pada aborsi yang membawa maut. Masih ada lagi satu bukti dimana banyak remaja maupun yang sudah dewasa bunuh diri karena putus cinta. Cinta tidak pernah salah tapi masing-masing pribadi yang kadang menyalahkan arti cinta itu.cinta akan menjadi bola api liar yang akan membakar diri sendiri jika tidak bisa dikendalikan, begitu juga sebaliknya cinta akan menjadi bola salju yang dingin yang menyejukkan bila ditempatkan pada jalan yang benar.
Apa dasar dari larangan pacaran itu, antara lain:
dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh perbuatan keji dan jalan yang buruk” (Al-isra’ 32).
Ayat diatas bisa kita jadikan rujukan diamana pacaran itu tidak dibenarkan oleh Allah SWT. Meskipun tidak secara langsung Allah menyatakan jangan pacaran tapi bukankah pintu masuk zina yang paling lebar itu adalah pacaran. Dimana kecendrungan dari berpacaran adalah seringnya berkhalwat (berdua-duan). Dalam sebuah hadist nabi bersabda “ ketika dua orang laki-laki dan perempuan berdua-duan yang ketiga diantara keduanya adalah setan”.
Apakah Allah Cuma bisa melarang? Ternyata Allah yang maha bijak tidak Cuma bisa melarang tapi memberikan solusi yang konkrit kepada kita hambanya.
Diantara solusi yang Allah berikan untuk menghindari pacaran yang lebih mendekatkan diri kepada zina yaitu menikah. Adapun ayat yang menganjurkan untuk menikah yaitu: Qs: An-nur 32.
Artinya:
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karuni-Nya. dan Allah maha luas (pemberian-Nya), maha mengetahui. (An-nur 32)
Bagaimana jika belum mampu menikah? Peryanyaan yang cerdas. Namun Allah sudah menyiapkan jawaban dari pertanyaan yang cerdas ini. Allah melanjutkan dalam surat An-nur 33.
Artinya:
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya), sampai Allah member kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (An-nur 33).

Dan juga kita bisa menghindari rasa ingin berpacaran itu dengan banyak melakukan ibadah puasa dimana dengan berpuasa kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Masihkah kita berpikir untuk pacaran? Yang sudah jelas-jelas dilarang, renungkanlah.!!!


BIODATA PENULIS


Nama : Ifriandi / andi idea
TTL : Teluk Dalam 11 Mei 1988
Jurusan : Ilmu Hukum Semester 5
Fakultas : Syari’ah Dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau.


.
Share this article :